Ayat Renungan: 1 Yohanes 4: 19 – “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”
Apa yang membuat hidup kita terasa utuh dan damai? Banyak orang berusaha keras mengejar kenyamanan, pengakuan, dan kesuksesan. Namun, Rasul Yohanes mengingatkan kita bahwa kasih Allah adalah dasar dari segalanya. Kasih ini bukan sekadar teori, tetapi realitas yang mengubah hati kita dan memulihkan hubungan dengan sesama.
Sejak awal, Allah telah menyatakan kasih-Nya. Dalam Perjanjian Lama, Musa menegaskan kepada bangsa Israel bahwa Allah adalah Allah yang penuh kasih dan penyayang (Ulangan 23:5). Bahkan ketika umat-Nya jatuh dan tersesat, Tuhan tetap mengasihi mereka dengan kasih yang kekal (Yeremia 31:3). Di Perjanjian Baru, kasih ini memuncak dalam pribadi Yesus Kristus, yang datang untuk menyelamatkan manusia (Yohanes 3:16).
Kasih Allah bukan hanya menghibur hati kita secara pribadi, tetapi juga memampukan kita untuk mengasihi orang lain. Yohanes menulis dengan jelas: "Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita." Artinya, pengalaman akan kasih Allah akan memunculkan dorongan untuk membagikan kasih itu kepada orang lain. Kasih menjadi dasar kesatuan yang sejati, bukan karena kita sempurna, tetapi karena kita semua diikat oleh kasih yang sama dari Allah.
Paulus menegaskan bahwa penghiburan terbesar bukanlah yang diberikan dunia, melainkan yang berasal dari kasih Allah di dalam Kristus (Filipi 2:1). Ketika kita hidup dalam kasih ini, kita bukan hanya merasakan damai sejahtera, tetapi juga menemukan keindahan hidup dalam kesatuan—sebuah kesatuan yang dirajut oleh kasih Allah.
Action:
Hari ini, renungkan kasih Allah yang telah lebih dahulu mengasihi Anda. Siapa yang hari ini perlu Anda kasihi? Luangkan waktu untuk mendoakan dan melakukan tindakan kasih kepada seseorang—baik melalui kata-kata penguatan, doa, atau tindakan sederhana yang mencerminkan kasih Allah.